Beranda » Adventure » Mengitari Sulawesi Selatan Bersama Els Queen Wisata

Tour Mengitari Sulawesi Selatan Bersama Els Queen Wisata

Sulawesi Selatan bukan hanya makassar tetapi memiliki beragam budaya dan pesona alam unik yang dapat dijumpai di setiap daerahnya. Oleh karena itu tim Els Queen Wisata memiliki ide untuk membuat suatu perjalanan tour keliling Sulawesi Selatan sambil memperkenalkan budaya lokal dan pesona alam di setiap daerah yang menjadi destinasi perjalanan. Transportasi yang digunakan selama tour ini tentunya menggunakan armada Bus Pariwisata Els Queen Wisata yang full AC dan dengan fasilitas penunjang lainnnya seperti reclining seat, cool box, karaoke, LCD, sound system, serta sopir yang berpengalaman untuk membuat perjalanan lebih nyaman

Tour dimulai dari Kota Makassar sendiri yang menjadi Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Armada bus pariwisata Els Queen akan menjemput peserta tour pada titik yang telah disepakati sebelumnya (di bandara/hotel/dll). (Armada wisata menyesuaikan sesuai dengan jumlah pesarta, tersedia All new Avanza, Innova Reborn, Toyota Hiace untuk kapasitas 14 penumpang, Long Elf untuk kapasitas 16 penumpang, Bus Pariwisata 29 seat serta Bus pariwisata 35 seat)

Daerah yang pertama menjadi destinasi tour adalah Kabupaten Tana Toraja. Perjalanan menggunakan bus pariwisata ditempuh selama kurang lebih 9 jam. Setelah kurang lebih 2 jam sebelum tiba di Tana Toraja, bus pariwisata akan mengantar peserta tour untuk singgah di Kabupaten Enrekang tepatnya di Gunung Nona untuk menikmati pemandangan Gunung Nona sambil meminum teh / kopi panas. Udara sudah mulai terasa sejuk berbeda dengan saat di Makassar. Setelah tiba di Tana Toraja, peserta akan langsung check in di hotel dan beristirahat.

Keeseokan harinya tepatnya subuh peserta akan dijemput pemandu wisata kemudian menggunakan kendaraan els queen menuju Lolai (Negeri Diatas Awan). Bus pariwisata tidak dapat menjangkau objek wisata Lolai, maka dari itu mobil kecil seperti kijang yang akan mengantarkan peserta tour. Lolai seperti nama julukannya yaitu Negeri Diatas Awan, menyajikan pemandangan seperti kita berada diatas awan, maka dari itu Lolai sangat ideal apabila dikunjungi saat subuh sebelum matahari terbit, jika matahari telah terbit maka awan akan tidak tampak. Setelah dari Lolai, peserta akan mengunjungi Bori dengan bus pariwisata. Bori adalah situs purbakala berupa deretan batu menhir serta pemandangan bangunan toraja yang berada di dataran tinggi. Selanjutnya adalah Kete Kesu yang merupakan desa adat di Tana Toraja dimana terdapat deretan rumah toraja, selain itu juga terdapat kuburan khas adat Toraja. Dari Kete Kesu, bus pariwisata akan mengantar peserta ke Londa yang merupakan gua yang di dalamnya digunakan sebagai pemakaman. Untuk mengunjungi Londa, peserta memerlukan jasa penyewa lampu, karena di dalam gua Londa tidak terdapat penerangan sama sekali, selain itu peserta tour juga harus berhati hati karena batu-batu pijakan dalam gua yang licin. Destinasi selanjutnya adalah Patung Yesus Burake, dimana ditempat ini selain Patung Yesus Kristus juga terdapat jembatan kaca yang memiliki lintasan sepanjang 90 meter.

Baca juga:  Praktik Lapangan Kunjungan Industri Mahasiswa UNM Ke Kabupaten Wajo

Setelah berwisata di Tana Toraja, peserta akan diantar dengan bus pariwisata menuju Kabupaten Bone pada hari ketiga tour. Destinasi yang dituju adalah Bola Soba SaoRaja Petta Punggawae, yaitu Rumah Besar yang disebut juga Rumah Persahabatan peninggalan Kerajaan Bone yang dahulu sebagai tempat tinggal Raja Bone. Selain itu di dalam Bola Soba terdapat pula meriam tua, silsilah Raja – raja Bone, serta beberapa benda benda bersejarah lainnya. Setelah puas mengunjungi Bola Soba, peserta akan diantar ke daerah destinasi selanjutnya yaitu Kabupaten Bulukumba. Peserta akan tiba di Bulukumba pada malam hari, kemudian langsung menuju hotel dan beristirahat.

 

Tebing Apparalang – Bulukumba

Pada hari keempat tour, Peserta dijemput di hotel dengan bus pariwisata untuk diantar berwisata ke Pantai Bara yang lokasinya agak tersembunyi, maka dari itu Pantai Bara biasa disebut The Secret Beach. Pantai Bara juga menyajikan wahana air dan terdapat villa – villa disekitarnya. Destinasi selanjutnya adalah Pantai Titik Nol yang merupakan destinasi baru di daerah Bulukumba. Yang menarik dari Pantai Titik Nol yaitu memiliki tangga kayu menuju pantai yang berbentuk titik nol, serta memiliki tebing di sekitarnya. Tak hanya itu, di lokasi ini juga terdapat Tugu Phinisi dan Tugu Bira yang menjadi spot foto yang instagramable. Setelah puas menikmati panorama di Pantai Titik Nol, peserta tour diantar ke Pelabuhan Bira untuk selanjutnya menuju ke Pulau Selayar. Pulau Selayar merupakan pulau yang terpisah dari dataran Sulawesi Selatan, memiliki ibu kota kabupaten bernama Kota Benteng. Pelabuhan yang ada di Pulau Selayar bernama Pelabuhan Pamatata. Setelah tiba di Pelabuhan Pematata Selayar, peserta tour diantar menuju ke Pantai Batukarapu. Pantai Batukarapu yang terletak di Dusun Tongke – Tongke Kecamatan Bontosikuyu Selayar ini, menyerupai objek wisata Durdle Door di Inggris yaitu tebing pantai yang menjorok ke laut dan memiliki lubang seperti sebuah pintu. Pantai Batukarapu memiliki pasir putih, air laut yang jernih dan pemandangan sunset yang sangat menawan. Selepas dari Pantai Batukarapu, peserta akan diantar menuju ke hotel untuk beristirahat.

Baca juga:  Liburan Apoteker di Soppeng

Tour hari kelima ini diawali dengan mengunjungi objek wisata Pantai Punagaan yang berada di daerah pesisir timur Selayar dan memiliki air laut yang jernih. Di tempat ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan jadi suasananya sangat hening dan memiliki keindahan bawah laut yang mempesona seperti terumbu karang, lobster dan ikan kerapu yang menjadi daya tarik. Pantai selanjutnya adalah Pantai Sunari Selayar yang memiliki karakter ombak yang tenang. Pantai Sunari terdapat deretan pepohonan kelapa dan pasir putih yang lembut. Bagi peserta tour yang ingin bersantai menikmati keindahan pantai, di tempat ini sudah dilengkapi dengan kafe mini yang menyajikan makanan dan minuman khas Indonesia. Setelah menikmati keindahan dua pantai di Selayar, peserta diantar dengan bus pariwisata menuju ke Museum Tanadoang yang terdapat benda- benda kuno tentang sejarah Kepulauan Selayar seperti pakaian adat, kerajinan tangan, keramik, miniatur rumah adat, miniatur kapal Phinisi, serta mata uang. Tanadoang memiliki arti tanah tempat berdoa, dimana dahulu tempat ini menjadi tempat persinggahan bagi para pelaut sebelum berlayar ke Maluku untuk berdagang rempah – rempah. Sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar, mereka singgah sambil berdoa di tempat ini. Destinasi selanjutnya adalah ke Perkampungan Bitombang yang terletak di Kelurahan Bontobangun Kecamatan Bontoharu. Perkampungan Bitombang merupakan perkampungan tua yang memiliki model rumah panggung tua asli Kepulauan Selayar. Rumah di Perkampungan Bitombang memiliki tiang penyangga setinggi 10 – 20 meter, tiang kayu rumah terbuat dari kayu Bitti’ atau Holasa’. Rumah di Perkampungan Bitombang sudah berdiri kokoh sejak 400 tahun silam. Yang lebih unik dari Perkampungan Bitombang yaitu usia warga di Perkampungan Bitombang yang dapat mencapai usia 100 – 200 tahun. Konon panjangnya usia warga di Perkampungan Bitombang ini dikaitkan dengan kokohnya tiang kayu rumah yang juga berusia ratusan tahun. Selepas mengunjungi Perkampungan Bitombang, peserta tour diantar dengan bus pariwisata menuju ke hotel untuk beristirahat.

Rumah di Perkampungan Tua Bitombang – Selayar

Setelah seharian kemarin berwisata di Pulau Selayar, di hari keenam ini, peserta tour akan kembali berlayar ke Pelabuhan Bira. Setelah tiba di Pelabuhan Bira, peserta tour akan diantar dengan Bus Pariwisata menuju ke daerah Kajang, lebih tepatnya mengunjungi Suku Kajang Ammatoa. Suku Kajang memiliki hukum adat yang sangat kental dan masih berlaku hingga sekarang. Bila memasuki kawasan Suku Kajang Ammatoa, peserta tour harus mengenakan pakaian berwarna hitam, karena menurut Suku Kajang, hitam adalah warna adat yang kental akan kesakralan. Warna hitam memiliki makna sebuah bentuk persamaan dan kesetaraan  dalam segala hal, termasuk dalam kesederhanaan, karena tidak ada warna hitam yang lebih baik antara yang satu dengan lainnya, semua warna hitam adalah sama. Warga Suku Kajang Ammatoa hingga kini masih konsisten melakukan peraturan adat mereka, seperti menjauhkan diri dari modernisasi, kegiatan ekonomi dan pemerintahan di Kabupaten Bulukumba. Rumah warga Suku Kajang semuanya menghadap ke arah barat, karena mereka meyakini barat merupakan tempat dimana nenek moyang mereka berada. Begitu pula dengan rumah yang mereka bangun, semuanya sama dengan bentuk dan ukuran seragam untuk mengungkapkan simbol kesederhanaan dan keseragaman. Setelah mengunjungi Suku Kajang Ammatoa, peserta akan diantar menuju hotel di Bulukumba untuk beristirahat.

Suku Kajang – Bulukumba

Pada hari terakhir tour yaitu hari ketujuh, setelah check out hotel, peserta akan diantar pulang menggunakan bus pariwisata untuk kembali ke Kota Makassar. Tour selama 7 hari 6 malam keliling daerah di Sulawesi Selatan pun telah selesai.

Baca juga:  Keliling Sulawesi Selatan Dengan Els Queen Wisata

Jika ingin mendapatkan info lebih lanjut tentang paket tour dan sewa bus pariwisata, dapat menghubungi kami Els Queen Wisata di nomor telepon 0411 875643 atau 082344642837.

 

# Bagikan informasi ini kepada teman atau kerabat Anda

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.